Onyod seorang mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Teknik ternama di Jakarta yang berasal dari Desa Bojong Enyod, suatu daerah di pinggiran Bandung.
Dan pada suatu kesempatan liburan panjang kuliah, pulanglah ia ke desanya,,,
Keesokan pagi setelah ia sampai di rumahnya dan beristirahat malamnya, sang ayah, Pak Dulandeh memanggil Onyod yang baru saja mandi dan membersihkan diri: "Onyod,,,! Sini sebentar, bantu Bapakmu ya,,,!"
"Baik, Pak,,,! Apa yang bisa saya lakukan,,,?" Kata Onyod mendekati Bapaknya dengan penuh hikmat dan patuh.
Pak Dulandeh menjawab pertanyaan anaknya itu: "Bapak minta tolong ambilkan penggaris dan tangga bambu di samping rumah kita ya, Nyod,,,!"
"Baik, Pak,,,!" Sahut Onyod sambil berlari bergegas mengambil dua peralatan yang diminta Bapaknya itu,,,
Setelah mendapatkan apa yang ia cari, penggaris kayu dan tangga bambu ia serahkan kepada Bapaknya,,,
Kemudian berjongkok di tempat Bapaknya sedang bekerja, bersiap menunggu perintah selanjutnya dari Sang Bapak,,,
Sambil menunggu, Onyod memperhatikan gerak-gerik Bapaknya yang sedang memegang-megang sebatang bambu 'gombong' yang lumayan panjang dan berusaha memberdirikannya,,,
Selanjutnya, setelah bambu berdiri tegak, Pak Dulandeh kembali meminta tolong kepada Onyod: "Nyod,,,! Tolong pegang tangganya kuat-kuat jangan sampe oleng, nanti Bapakmu jatuh,,,! Dan sekalian bawa sini penggaris kayunya,,,!"
"Memangnya Bapak mau apa, memberdirikan bambu, t'rus naik tangga sambil bawa-bawa penggaris segala,,,?" Tanya Onyod agak heran.
Dengan suara bijaksana, Pak Dulandeh menjawab pertanyaan anaknya itu: "Kalo Bapak bawa penggaris untuk apa coba,,,? Ya pasti buat ngukur dong,,,! Bapak mau ukur tinggi bambu ini, Onyod si pinter anakku sayang,,,!"
"Ng,,,ng,,,ng,,,gini, Pak,,,! Bukannya Onyod mau bantah ya,,,! Bukannya lebih gampang ngukurnya kalo bambu itu ditidurkan saja, Pak,,,?" Kata Onyod ingin meluruskan pemahaman ayahnya yang menurutnya keliru dan 'agak' kurang masuk akal itu.
Bapaknya masih dengan senyum ala seorang Bapak yang bijaksana hanya berujar pelan dengan 'sedikit menyindir': "Onyoood, anak Bapak,,,! 3 tahun kuliah di Jakarta masiiih juga belum dapet ilmunya,,,! Bapak itu mau ngukur TINGGI bambunya, bukan mau ngukur PANJANG bambunya, Onyoood,,,!"
#Ngedenger penjelasan Bapaknya itu, Onyod nelen air liur sampe 3 glekan, nggak bisa ngebantah, hanya bisa diem seribu satu bahasa,,,#
No comments:
Post a Comment